Strategi Prajogo Pangestu Beli Saham BRPT, TPIA, dan GZCO
Prajogo Pangestu lagi jadi sorotan setelah 2 emitennya baru saja IPO di 2023 dengan kinerja harga saham yang luar biasa. Mau tau strategi investasi saham Prajogo? cek di sini.
Mikirduit – Nama Prajogo Pangestu lagi naik daun lagi setelah anak usaha geothermalnya, yakni PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN), melantai di BEI. Apalagi, saham BREN sudah auto rejection atas terus selama melantai di bursa. Namun, kamu harus tau, Prajogo ini cukup aktif jual-beli saham BRPT maupun TPIA. Kira-kira bagaimana strategi dia untuk menentukan masuk ke saham miliknya tersebut?
Menurut catatan Bloomberg Billionaires, Prajogo Pangestu menjadi orang terkaya Indonesia keempat melewati Sri Prakash Lohia dan Anthoni Salim. Kekayaan Prajogo tercatat naik sebesar Rp118 triliun dalam setahun terakhir menjadi Rp186 triliun. Bisa dibilang, 63 persen kekayaan Prajogo saat ini didapatkan pada 2023.
Menurut catatan Bloomberg Billionaires, kekayaan Prajogo terdiri dari:
- Rp3 triliun dalam bentuk cash
- Rp73 triliun dalam bentuk saham BRPT
- Rp17,4 triliun dalam bentuk saham TPIA
- Rp25 triliun dalam bentuk saham CUAN
- Rp66 triliun dalam bentuk saham BREN
Sebenarnya, di luar itu, Prajogo juga sempat ada transaksi pembelian saham GZCO sebanyak 470 lembar saham yang nilainya saat ini setara Rp43 miliar. Nilai yang kecil dibandingkan saham yang sepenuhnya dimilikinya sih.
Di luar itu, Prajogo sangat aktif borong saham miliknya, terutama BRPT dan TPIA. Untuk CUAN dan BREN belum ada transaksi signifikan karena kedua saham itu juga baru IPO.
Pertanyaannya, bagaimana strategi beli saham BRPT dan TPIA yang dilakukan oleh Prajogo selama ini?
BACA JUGA: Review 21 Portofolio Saham Terkait Grup Salim di Sini
Strategi Investasi Saham Prajogo
Di sini, kami melihat ada dua strategi yang digunakan Prajogo saat investasi saham. Pertama, cicil beli, serta kedua Lump sum (alias All in). Sejauh ini, dari kepemilikan saham di atas 5 persennya, Prajogo melakukan strategi cicil beli di saham yang dikendalikannya, yakni BRPT dan TPIA. Lalu, melakukan lump sum di saham yang bukan dikendalikan olehnya, yakni GZCO.
Sepanjang 2023, Prajogo telah menggelontorkan uang senilai Rp276 miliar untuk memborong saham BRPT dan TPIA, mayoritas di saham induk usahanya tersebut. Lalu, bagaimana strategi cicil belinya?
Pertama, Prajogo telah melakukan 15 kali transaksi beli saham BRPT dan 5 kali transaksi saham TPIA sepanjang 2023. Jika dilihat dari rata-rata transaksi, Prajogo membeli saham BRPT ketika valuasi secara price to book value (PBV) sekitar 3,58 kali.
Angka itu jauh lebih murah dari posisi PBV BRPT per 13 Oktober 2023, yakni sebesar 4,47 kali. Serta lebih murah dari rata-rata PBV 5 tahun BRPT di level 4,07 kali.
Meski, ada tiga transaksi BRPT yang dibeli Prajogo itu berada di level tinggi seperti, 1-8 September 2023 dengan PBV sekitar 4,4 kali - 4,6 kali. Lalu, 24 Agustus 2023 dengan PBV 4,02 kali. Sisanya, Prajogo selalu transaksi ketika PBV BRPT berada di bawah 4 kali dengan rata-rata 3,58 kali.
Lalu, untuk TPIA, rata-rata transaksinya sepanjang 2023 dilakukan ketika PBV sentuh sekitar 4,86 kali. Posisi valuasi rata-rata beli itu berada di bawah PBV BRPT pada 13 Oktober 2023 yang sebesar 5,61 kali dan rata-rata 5 tahunnya sebesar 5,1 kali.
Namun jika melihat tahun sebelumnya, Prajogo tampak tak segan beli saham TPIA meski PBV-nya tengah di atas 5 kali. Terutama di akhir 2022.
Kedua, Prajogo membeli saham BRPT setiap posisi harga saham induk dari TPIA itu berada di bawah. Seperti, ketika pembelian pada 3 Januari 2023 itu dilakukan saat harga saham BRPT turun 27,11 persen dari level puncaknya pada 10 Agustus 2023.
Berbeda dengan strategi beli Prajogo di saham TPIA. Prajogo menggunakan dua skema, yakni membeli saham TPIA setelah 1-2 hari candle merah dan membeli saham TPIA setelah ada penguatan.
Ketiga, Prajogo tidak mau ketinggalan dividen dan saham bonus. Jika dilihat ketika BRPT mengumumkan pembagian saham bonus pada 14 Desember 2022. Prajogo melakukan pengalihan mayoritas saham BRPT menjadi atas namanya secara pribadi sehingga kepemilikannya bertambah 44 persen menjadi 70 persen pada 8 Desember 2022.
BACA JUGA: Tips Investasi Saham Dividen Super Lengkap di Sini
Begitu juga ketika TPIA memasukki periode cum-dividen pada 26 Mei 2023. Prajogo memborong 400.000 saham TPIA senilai Rp2.100 per saham dengan modal Rp840 juta. Serta sebulan sebelum RUPS tahunan, Prajogo borong sekitar 1,35 miliar lembar saham TPIA di harga Rp2.320 per saham dengan modal Rp3,14 triliun.
Di luar itu, Prajogo juga ada hold saham GZCO sejak 2017 hingga saat ini. Prajogo beli saham GZCO di harga Rp69 per saham dengan modal Rp32 miliar. Kini, nilainya sudah tumbuh 34 persen menjadi Rp43 miliar. Namun, Prajogo pernah menikmati cuan 250 persen dari saham GZCO ketika saham CPO itu mencapai level tertingginya pada April 2022.
BACA JUGA: Ini Dia, Geng Pebisnis Terbesar di Pasar Modal Indonesia
Kesimpulan
Jujur, saya pernah berani masuk BRPT di harga Rp1.000-an per saham pada medio sekitar 2021, meski valuasinya saat itu jelas masih sangat mahal. Namun, dengan melihat perilaku Prajogo yang sering jual-beli dengan mayoritas aksinya beli tersebut, saya yakin harga saham BRPT akan lebih terjaga.
Meski, saya terpaksa merasakan floating loss hampir 2 tahun hingga kemarin keluar dengan cuan sekitar 30-an persen.
Namun, aksi Prajogo yang rutin beli saham BRPT [transaksi terbesarnya untuk saham BRPT ketimbang TPIA] mampu menjaga harga sahamnya tidak terlalu tertekan. Walaupun, ketika Prajogo masuk belum tentu harga saham langsung meroket. Soalnya, sepanjang 2023, ketika Prajogo masuk pun harga saham bisa saja sideways, dan hal itu terjadi di TPIA, serta sesuai dengan ukuran beli Prajogo di saham tersebut.
Selain itu, saya sempat mengasumsikan Prajogo melakukan jual-beli saham dengan menggunakan indikator harga minyak Brent. Asumsi saya itu berdasarkan model bisnis petrokimia TPIA yang bisa terbebani saat harga minyak meroket. Namun, ternyata tidak ada korelasi kuat antara pergerakan harga minyak dengan aksi jual beli Prajogo.
Kira-kira, gimana nih prospek saham Prajogo lainnya yang sudah naik kenceng seperti CUAN dan BREN? masih berani masuk dengan asumsi kalau floating loss lama, nanti harganya bisa naik lagi atau skip aja sudah kemahalan mending cari saham baru?
Mau dapat guideline saham dividen 2024?
Pas banget, Mikirduit baru saja meluncurkan Zinebook #Mikirdividen yang berisi review 20 saham dividen yang cocok untuk investasi jangka panjang lama banget.
Kalau kamu beli #Mikirdividen edisi pertama ini, kamu bisa mendapatkan:
- Update review laporan keuangan hingga full year 2023 dalam bentuk rilis Mikirdividen edisi per kuartalan
- Perencanaan investasi untuk masuk ke saham dividen
- Grup Whatsapp support untuk tanya jawab materi Mikirdividen
- Siap mendapatkan dividen sebelum diumumkan (kami sudah buatkan estimasinya)
Tertarik? yuk langsung join Mikirdividen + pakai kode kupon MIKIRWINDRES untuk dapat diskon Rp100.000 dengan klik di sini
Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini