Terlanjur Nyangkut Dalam di Saham, Gimana Solusinya?

Sebagian dari kita mungkin pernah atau masih punya saham yang loss-nya dalam sampai puluhan persen. Entah karena lupa cut loss atau dibiarkan saja untuk investasi. Kira-kira gimana caranya kita bisa keluar dari jeratan ini?

investasi saham

Mikirduit - Beberapa dari kita mungkin pernah atau masih punya saham yang loss-nya dalam sampai puluhan persen. Kira-kira gimana cara-nya buat lepas dari jeratan ini? 

Mengalami floating loss di saham itu sudah biasa, tapi kalau loss-nya dalam sampai puluhan persen tentu jadi beban pikiran juga. 

Tapi, sebenarnya yang paling membebani, bahkan sampai bikin sulit tidur adalah kalau loss dalam dan kita punya porsi yang besar. 

Kita coba ambil sudut pandang kalau kita sedang di posisi ini, tapi sebelum itu kita pahami dulu tabel di bawah ini : 

Dari tabel di atas terlihat bahwa semakin besar kerugian yang kita hadapi, semakin sulit juga suatu saham bisa sampai ke harga awal. 

Paling parah, kalau kita loss 50%, kita harus menunggu sampai 100% untuk titik impas atau break even point (BEP). 

Dari tabel itu, kita bisa mencermati bahwa paling ideal untuk toleransi risiko ada di level kerugian 5 - 10%, karena untuk pulih level kenaikan yang dibutuhkan masih dalam kisaran tidak terlalu jauh.

First Things First: Fundamental Check

Lalu, kalau posisi-nya sudah loss sangat dalam dan porsinya besar gimana? Pertama kita harus checklist fundamental dulu. 

Check fundamental jadi satu tahapan awal untuk kita check saham perusahaan itu masih layak untuk di average down atau tidak. 

Karena, untuk mengurangi persentase loss itu salah satu caranya adalah average down. Tapi, tidak semua saham itu layak di average down. 

Dalam checklist fundamental, kita bisa nilai beberapa hal, diantaranya : 

→ Neraca perusahaan sehat atau tidak? 

→ Arus kas operasional masih positif atau tidak? gimana pertumbuhannya? 

→ Perusahaan punya free cash flow tidak? kalau positif seberapa banyak? 

→ Bagaimana tingkat utangnya? seberapa besar utang berbunga-nya? 

→ Profitablitas masih tumbuh positif atau malah turun? 

→ Adakah segmen bisnis yang terpukul dari kondisi ekonomi saat ini? 

→ Adakah rencana ekspansi atau aksi korporasi yang mempengaruhi bisnis? 

Dari beberapa pertanyaan itu, kita bisa nilai dari kondisi perusahaan terkini dan bisa juga bandingkan dengan kondisi beberapa tahun ke belakang, minimal bisa tiga sampai lima tahun. 

Jika kita rasa masih cukup oke, maka boleh saja untuk kita mulai average down. Namun, kalau yang terjadi sebaliknya, perusahaan-nya sudah red flag dan tak layak beli lagi, maka kita harus siapkan strategi jualan. 

Tapi, tentu saja tidak langsung kita bisa average down dengan beli di posisi harga sesuka kita. Maupun kalau mau dijual sesuka kita, karena loss yang dihadapi waktu loss dalam tentu jumlah-nya besar. 

Baik untuk beli sebagai strategi average down dan jualan untuk cut loss harus dilakukan secara bertahap.

Laba Bersih BBRI di Februari Turun 18 persen, Begini Prospek Kinerja Q1/2025
Saham BBRI mencatatkan kinerja laba bersih yang lebih baik di Februari 2025 dibandingkan dengan Januari 2025. Lalu, apakah ini pertanda saham BBRI bisa pulih di semester II/2025?

Teknikal Check! 

Tahapan kedua, dalam beli atau jual kita harus selalu menggunakan analisis teknikal. 

Skenario pertama, jika saham masih layak beli secara fundamental dan kita mau average down, kita bisa mengamati support-support terdekat sebagai area beli ideal. 

Sebaliknya, skenario kedua jika yang terjadi saham tak layak hold dan akan cut loss, maka kita mencermati resistance-resistance terdekat sebagai area cicil jual bertahap 

Bisa juga sebagian dari mengamankan modal selepas cut loss itu bisa kita coba alihkan ke saham lain yang sedang trending untuk trading jangka pendek, atau bisa juga masuk saham IPO (dengan catatan track record UW bagus, penggunaan dana masuk akal, dan punya prospek jelas) untuk meraih keuntungan jangka pendek. 

Money Management Check!

Balik lagi, untuk saham yang masih bisa kita average down juga harus mempertimbangkan porsi-nya. Jangan sampai porsi-nya melambung banyak dan membebani pikiran kita lagi. 

Dalam average down, porsi akhir nanti juga patut dipertimbangkan.

Ingat! semakin besar kerugian, semakin sulit untuk pulih, maka semakin besar modal yang dibutuhkan untuk average down. 

Kami membuat skenario untuk loss berbalik ke 10% dengan modal awal 50 juta, dari beberapa tingkat kerugian sebagai berikut : 

Dari tabel di atas kita bisa mulai ukur, porsi akhir yang kita dapat setelah average down dan bisa diukur juga seberapa banyak modal yang ktia butuhkan. 

Jika modal untuk average down dirasa terlalu sulit untuk bisa sampai loss yang ditoleransi 10%, maka kita bisa pakai strategi cut loss bertahap dan mengalihkan ke saham lain. 

Jika modal average down masih memungkinkan dan hasil akhir porsinya masih sesuai dengan money management kita, maka silahkan bisa dilanjutkan dengan catatan fundamental dan teknikal checklist harus diperhatikan. 

Ingat, ada wejangan dari Warren Buffett yang mengatakan "The most important thing to do if you find yourself in a hole is to stop digging." Artinya, kalau sudah terlanjur nyebur, ya jangan gali lubang lebih dalam. 

Kesimpulannya, kalau saham masih layak hold secara fundamental dan porsi masih cukup untuk average down, kita masih bisa sabar untuk hold dan menunggu pemulihan datang. 

Sebaliknya, kalau dari fundamental sudah red flag dan porsinya sudah kebanyakan, ya kita harus memberanikan diri untuk cut loss bertahap, amankan modal, dan bisa kita alihkan ke saham lain yang punya prospek lebih potensial.

Konsultasikan dan Diskusi Kondisi Portomu dengan Join Mikirdividen

Jika kamu ingin tahu atau mau langsung gabung ke Mikirdividen, kamu bisa klik di sini .

Untuk mengetahui tentang saham pertama, kamu bisa klik di sini.

Jika ingin langsung transaksi bisa klik di sini

Langganan Sekarang dan dapatkan Fix Rate perpanjangan seperti harga pembelian pertama selama dua tahun ke depan.

Beberapa benefit baru:

  • IPO Digest Premium
  • Saham Value dan Growth Bulanan yang Menarik
  • Update porto Founder Mikirduit per 3 bulan

Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini