UNTR hingga KLBF di-Downgrade FTSE, Tanda Buruk?
Akhirnya, BREN bisa masuk FTSE setelah batal pada Juni 2024 karena masuk kandang notasi khusus. Namun, ada UNTR sampai KLBF di-downgrade jadi mid-cap. Apa efeknya bagi saham-saham tersebut?
Mikirduit – FTSE baru saja melakukan rebalancing indeks sahamnya, termasuk saham di Indonesia. BREN yang sempat tertunda masuk FTSE karena masuk notasi khusus pada Juni 2024 akhirnya bisa terealisasi juga. Namun, ada kejutan ketika CPIN dan UNTR turun kasta jadi middle cap. Pertanyaannya, apa sih efek masuk dan keluar indeks FTSE, termasuk di-downgrade menjadi kapitalisasi saham lebih kecil?
Ada dua indeks global yang sering menjadi acuan dan ditunggu-tunggu investor saham setiap melakukan rebalancing, yakni FTSE dan MSCI. Jika FTSE ini dari Inggris, sedangkan MSCI ini dari Amerika Serikat.
Sejatinya, saham yang masuk maupun keluar dari indeks Global tersebut bukan berarti karena saham tersebut bagus atau jelek secara fundamental. Soalnya, saham yang masuk ke indeks global itu tidak menjadikan fundamental sebagai acuan utama, melainkan seberapa aktif transaksi dan seberapa likuid saham tersebut.
Misalnya, indeks saham FTSE mengacu kepada empat hal utama, seperti:
- Jumlah free float di atas 5 persen (jika saham di Indonesia pasti di atas ini karena minimal 7,5 persen. Kecuali saham yang memang belum memenuhi atau lagi proses untuk memenuhi)
- Saham memiliki tingkat likuiditas yang tinggi
- Saham harus aktif ditransaksikan dalam 60 hari
- Komposisi kepemilikan asing sesuai dengan ketentuan FTSE.
Untuk itu, nggak usah kaget jika ada saham seperti GOTO malah betah banget di FTSE. Soalnya, meski harga saham GOTO berada di area Rp50 per saham, tapi sangat likuid dan aktif.
Dengan pemilihan skema itu juga, cara untuk bisa masuk ke indeks global adalah dengan mencatatkan kenaikan harga saham yang signifikan sehingga memicu transaksi saham dari investor ritel. Hal itu dialami oleh BREN hingga AMMN yang baru listing belum ada setahun, tapi mampu menembus indeks global.
Namun, kondisi ini menjadi berisiko bagi investor saham yang mau kejar saham indeks global untuk investasi. Pasalnya, saham yang masuk indeks global akan mencatatkan kenaikan dalam jangka pendek karena ada potensi permintaan beli dari fund manager ETF asing. Jadi, sebelum hari periode aktifnya hasil rebalancing, biasa nya harga saham yang masuk ke indeks global langsung naik signifikan.
Untuk itu, ketika ada saham yang masuk indeks global ini, ada kecenderungan mencatatkan kenaikan signifikan. Begitu juga sebaliknya, jika keluar akan ada penurunan signifikan hingga periode efektif. Setelahnya, pergerakan harga saham akan berlawanan. Jadi, yang masuk indeks global bisa turun dulu karena investor dan trader taking profit, sedangkan yang keluar indeks malah bisa naik karena dianggap sudah murah.
Lalu, Bagaimana Jika Hanya di-Downgrade Kapitalisasi Pasarnya?
Dalam rebalancing FTSE pada September 2024 (periode efektif Senin, 9 September 2024), ada beberapa saham yang mengalami downgrade.
Pertama, CPIN, KLBF, GOTO, dan UNTR yang turun kasta dari Large Cap menjadi Middle Cap.
Kedua, AALI turun kasta dari middle cap menjadi small cap.
Ketiga, ASRI dan AGRO turun kasta dari Small cap menjadi micro cap.
Sebenarnya, penurunan kasta dari kapitalisasi pasar yang lebih tinggi ke level yang lebih rendah akan berdampak terhadap penyesuaian bobot dalam indeks, yang bisa berdampak terhadap penyesuaian portofolio di ETF. Sehingga, potensi aksi jual ada, tapi tidak sebesar yang benar-benar keluar dari indeks. Soalnya, perubahan portofolio hanya kecil.
Sebaliknya, untuk yang naik kelas berarti ada potensi tambahan permintaan beli. Dalam rebalancing FTSE September ada BRIS yang naik dari Middle cap menjadi large cap.
Strategi Investasi dan Trading Saat Sahamnya Kena Rebalancing Indeks Global
Secara teori, saat saham masuk ke indeks global, harga saham berpotensi naik hingga periode efektif, sebaliknya saat keluar menjadi turun. Namun, tingkat kenaikan bisa disesuaikan dengan karakter saham juga.
Misalnya, Dari 11 saham yang baru masuk ke FTSE dari segala kategori market cap, tercatat hanya 3 yang mencatatkan kenaikan di atas 1 persen, yakni SILO, BREN, dan SPTO pada hari pertama masuk setelah diumumkan masuk indeks. Sisanya, 1 turun 1,13 persen, yakni ALII, TMAS stagnan, dan 6 mencatatkan kenaikan di bawah 1 persen.
Lalu, dari 8 saham yang turun kasta market cap di indeks FTSE, hanya dua yang mencatatkan kenaikan di atas 1 persen, yakni BRIS dan ASRI. Sisanya, 3 saham mengalami penurunan, yakni GOTO, CPIN, dan AGRO. Lalu, 1 saham mencatatkan stagnan, yakni UNTR, serta 2 saham masih naik, tapi di bawah 1 persen, yakni KLBF dan AALI.
Dalam 2 pekan ke depan, tren harga saham yang masuk ke indeks FTSE ini berpotensi masih bisa naik secara bertahap, serta koreksi setelah periode efektif.
Dengan pola itu, untuk plan investasi kita bisa mengoptimalkan beli saham fundamental bagus yang keluar dari FTSE pada periode 2 pekan ke depan. Dengan catatan, tren harga saham terus turun, harga menjadi murah, serta fundamental bisnis masih punya prospek bagus.
Lalu, kita bisa memburu saham yang baru masuk FTSE di harga lebih murah setelah periode efektif usai. Catatannya, periode holdnya cenderung jangka menengah (kurang dari setahun), fundamental bagus, kinerja lagi turnaround story atau bertumbuh.
Sementara itu, untuk plan trading bisa ambil fluktuasi kenaikan harga saham sampai jelang periode efektif berlaku di 9 September 2024.
Event Perdana Mikirduit: Saham Pertama, step by step investasi saham hingga bisa taking profit
Mikirduit bakal mengadakan event online secara umum pada 31 Agustus 2024 pukul 10:00 Wib sampai dengan selesai. Event ini terbatas hanya untuk 150 peserta.
Sesuai saran dan permintaan beberapa subscriber dan followers, harga pre-sale harga Rp150.000 (dari harga normal Rp300.000) di-perpanjang sampai 28 Agustus 2024 (jadi pas gajian masih bisa ikut dengan harga spesial, kalau masih kebagian)
Benefit join event:
- Harga tiket event termasuk e-Book panduan investasi saham ala Mikirduit bertajuk Saham Pertama
- Review 10 saham untuk investing jangka panjang yang ada dalam e-Book
- Grup belajar dan diskusi (bukan grup rekomendasi saham) after event selama sebulan
Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini