VIX Index Terbang 50 Persen Dalam Sehari, Akankah Jadi Sinyal Resesi?
VIX index, salah satu indikator ketakutan pasar saham Amerika Serikat (AS) terbang 50% lebih dalam sehari. Hal ini bikin de javu krisis yang pernah terjadi pada 2020, 2008, sampai 1998 silam. Akankah ini jadi sinyal bahwa ketakutan pasar bisa berujung resesi?

Mikirduit - Baru-baru ini indeks Volatilitas CBOE (VIX), dikenal sebagai pengukur ketakutan Wall Street melesat ke atas level 40, hampir setara level ekstrem waktu pandemi 2020.
Merujuk data Google Finance pada akhir perdagangan Jumat lalu (3/4/2025), VIX index terpantau naik 50,93 persen dalam sehari ke posisi 45,31.
Penguatan signifikan itu mengakumulasi VIX index terbang lebih dari 80% hanya dalam sepekan pertama bulan April 2025.
Kenaikan indeks VIX ini tak lepas dari pengaruh kebijakan tarif resiprokal yang baru diumumkan Presiden AS, Donald Trump pada 2 April lalu.
Setidaknya ada 160 negara yang dikenakan tarif, termasuk Indonesia. Kebijakan itu menjadi tanda bahwa ada pergeseran sistem perdagangan dunia dari free trade ke arah proteksionis negara masing-masing.
Akibat itu, ketakutan pasar pun meningkat dan akhirnya banyak investor melakukan sell-off di pasar saham.
Wall Street dalam seminggu mencatat pekan kacau balau, bahkan secara harian hampir kena trading halt setelah tarif itu diumumkan.
Setidaknya dalam dua hari dari perdagangan 3-4 April 2025, nilai kapitalitasi pasar saham AS menguap lebih dari Rp80.000 triliun.
Jay Woods kepala strategi global di Freedom Capital Markets kepada CNBC Indonesia mengatakan "Ketakutannya sekarang menjelang akhir pekan adalah bahwa perang dagang akan terus meningkat, dan AS tidak akan mundur,"
Kenaikan tarif ini juga semakin memperparah risiko AS mengalami resesi dan konsekuensi dari rotasi besar-besar terhadap arus dana keluar dari saham-saham teknologi besar di negeri Paman Sam.
Hal ini semakin menunjukkan bahwa ketakutan pasar yang ditunjukan dari peningkatan level VIX index inline dengan koreksi tajam yang terjadi di Wall Street.
Lantas, sebenarnya apa itu VIX index?
VIX merupakan indeks yang diciptakan oleh Chicago Board Options Exchange (CBOE), fungsinya untuk mengukur volatilitas atau ketakutan yang sedang dihadapi pasar.
Pertama kali dikenalkan pada 1993 oleh CBOE dan sekarang menjadi patokan yang diakui untuk volatilitas pasar saham. Indeks ini diciptakan dan dikembangkan menggunakan data rasio call (posisi bullish) dan put (posisi bearish) dari option indeks S&P.
VIX index real-time biasanya mencerminkan ekspektasi volatilitas pelaku pasar selama 30 hari ke depan.
Adapun, VIX indeks memiliki garis dasar nol. Ketika jumlah buy lebih banyak daripada sell, maka VIX akan bergerak turun. Sebaliknya, jika lebih banyak sell dibandingkan buy, maka VIX akan naik.
Jadi, semakin naik angka VIX, maka semakin tinggi kekhawatiran pasar, sehingga banyak yang melakukan penjualan.

VIX Index Bisa Jadi Sinyal Kekhawatiran Resesi - Krisis
Sudah lebih dari tiga dekade silam, indeks ini jadi salah satu sinyal yang menandai terjadinya krisis ekonomi.
Perhatikan pada grafik di bawah, VIX index mengalami kenaikan signifikan hanya saat terjadi krisis, seperti pada krisis moneter 1998, lalu pada krisis subprime mortgage pada 2008, dan krisis pandemi Covid-19 pada 2020 lalu.
Dan, yang terbaru pada awal April 2025 ini kita mengalami kenaikan VIX index, hampir setara Pandemi Covid-19 lima tahun lalu. Akankan ini jadi sinyal kita bisa krisis lagi? Jawabannya, belum tentu karena ada beberapa faktor yang berbeda dibandingkan penyebab krisis tahun-tahun sebelumnya.
Namun, satu hal yang pasti adalah VIX index punya korelasi yang sensitif dengan pergerakan harga saham.
Selama sepekan terakhir (31 Maret - 4 April 2025), VIX indeks mengalami kenaikan lebih dari 80%, sementara mayoritas indeks acuan dunia, termasuk Wall Street kompak terjun ke zona merah.
Kira-kira berapa acuan normal untuk VIX?
Kondisi normal suatu VIX index yang menggambarkan pasar saham di posisi stabil biasanya berkisar 12 dan 20. Namun, semakin rendah VIX semakin menunjukkan sentimen investor yang optimis terhadap pertumbuhan pasar.
Sebalinya jika nilai VIX naik ke atas 20, maka pasar mengalami kenaikan volatilitas, dan jika bergerak lebih dari 30, menjadi tanda pasar akan bergerak ke arah tren pelemahan.
Sementara, jika VIX naik terlalu cepat, maka potensi terjadi flash crash di pasar saham juga bisa memungkinkan karena banyak ketidakpastian datang.
Singkatnya, hubungan antara VIX index dan pasar saham memiliki pergerakan yang berlawanan arah.
VIX index naik = Pasar saham koreksi
VIX index turun = Pasar saham mulai naik
Kesimpulannya, di kondisi saat ini yang cenderung banyak ketidakpastian, sementara sentimen positif masih minim. Maka yang terjadi VIX index naik, ini semakin memperjelas bahwa risiko volallititas yang akan terjadi di pasar saham pun semakin meningkat.
Namun, ada satu peluang yang bisa kita ambil juga dari kondisi ini, bahwa ketika terjadi lonjakan signifikan pada VIX index, maka peluang koreksi mendekati bottom pun juga potensi terlihat yang bisa kita manfaatkan sebagai peluang beli.
Hal ini karena, biasanya kenaikan signifikan itu hanya terjadi sementara saja alias kekhawatiran di pasar tidak akan terjadi berlarut-larut dan pada akhirnya pasar akan kembali pulih.
Tetapi patut dipahami, untuk membeli saham tetap perlu analisis fundamental lebih lanjut dan combine dengan teknikal, supaya dapat harga di level yang lebih optimal untuk dapat cuan.
Konsultasikan dan Diskusi Kondisi Portomu dengan Join Mikirdividen
Jika kamu ingin tahu atau mau langsung gabung ke Mikirdividen, kamu bisa klik di sini .
Untuk mengetahui tentang saham pertama, kamu bisa klik di sini.
Jika ingin langsung transaksi bisa klik di sini
Langganan Sekarang dan dapatkan Fix Rate perpanjangan seperti harga pembelian pertama selama dua tahun ke depan.
Beberapa benefit baru:
- IPO Digest Premium
- Saham Value dan Growth Bulanan yang Menarik
- Update porto Founder Mikirduit per 3 bulan
Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini